Tak dapat di pungkiri bahwa orang-orang yang mula-mula menerima islam pertama kali adalah dari golongan orang-orang kalangan bawah. Tapi sekecil apapun peluang yang terlihat,harapan pasti selalu ada.
Perkembangan Syariat Islam di Indonesia Pada Masa Lalu
Yang terkenal dalam kisah masyakat kita bahwa tokoh-tokoh yang mengenalkan islam di negeri ini adalah para wali, adapun yang terkenal adalah wali 9. Sebagian dari tokoh-tokoh ini berusaha mengajarkan islam dengan syari’at Islam yang keras, mereka tak pernah setuju dan selalu menolak adanya sisa-sisa adat jahiliyah masyarakat kita yang masih di sandingkan dengan ajaran islam. Karena alasan mereka, semua hal yang ada pada zaman jahiliyah nenek moyang kita tak lepas dari syirik.
Tapi ada juga beberapa tokoh yang lebih “lunak” dalam menghadapi bandelnya masyarakat negeri ini. Salah satu yang terkenal adalah sunan kali jaga. Beliau membuat gebrakan dngan membolehkan beberapa adat tetap bertahan, tapi beliau “membelokan” kearah yang lebih islami. Seperti tradisi sesajen yang beliau ubah ke tradisi syukuran,dan lain sebagainya.
Tentunya beliau melakukan semua itu bukan dengan tanpa alasan yang jelas, beliau bertujuan dengan menjadikan syari’at lebih “lunak” akan membuat “wajah” islam terlihat lebih ramah dan mudah di terima semua lapisan masyarakat.
Beliau mencoba mengenalkan islam dengan tata cara dan tradisi masyarakat kita,yaitu lewat sopan santun dan tata kerama. Sehingga membuat banyak lapisan masyarakat yang salut akan sikap beliau dan tertarik pada ajaran islam. Tapi sebagai mana sebuah perjuangan,tantangamn pasti selalu ada…
Perkembangan Syariat Islam Pada Masa Kini
Kita sudah membahas tentang masa lalu,sekarang mari kita berbicara tentang masa kini. Walau sekarang mayoritas masyarakat kita sudah memeluk islam,tapi tantangan yang di hadapi islam malah semakin berbahaya.
Jika dulu yang ingin menghancurkan islam adalah orang-orang non muslim yang membenci kedatangan islam, tapi pada zaman kita ini..islam justru hancur karena orang islam itu sendiri. Terlalu banyaknya cabang dan aliran yang merasa paling benar membuat umat islam terpecah belah dan rapuh, ibarat pohon yang besar tapi keropos karena di makan rayap di dalamnya.
Sebagai pemuda-pemuda islam, itu adalah tantangan kita. Kita harus memikirkan bagai mana caranya agar islam kembali kuat dan kompak. Islam di turunkan bukan untuk di jadikan bahan perdebatan siapa yang paling benar, tapi islam ada sebagai rahmat agar setiap orang sadar bahwa ada kehidupan setelah mati..dan menunjukan jalan menuju ke penciptanya untuk mencari rahmat dunia dan ahirat.
Wahai pemuda islam…kalian adalah panji-panji harapan agama islam. Perbaikilah apa yang menjadi kesalahan pendahulu-pendahulu kalian. Tunjukan pada dunia,islam adalah agama yang kuat dan tak mudah di pecah belah hanya karena sebuah keegoisan.
Terpecahnya islam menjadi bercabang-cabang memang tak bisa di hindarklan. Karena beliau nabi Muhammad S.A.W telah menyatakan melalui hadistnya tentang hal ini. Dan itu tak bisa di ubah karena itu termasuk dari tanda-tanda kiamat di ahir zaman.
Jangan sampai perbeda’an dalam menjalankan syari’at membuat kita saling menuduh satu sama lain,saling mengkafirkan antara golongan satu dengan yang lain. Ingatlah saudaraku..ALLAH menciptakan mahluk yang bernama KEBENARAN itu hanya satu. Dan sesuatu yang adanya Cuma satu di perebutkan oleh seluruh manusia di atas dunia ini.
Lalu siapa yang nyata-nyata benar? Wallahu a’lam..yang saya tahu kita hanya di beri rasa. Kita tak pernah tahu apakah kita benar atau salah,yang di berikan pada kita hanyalah “rasa” yang membuat kita merasa benar. Adapun kebenaran hakiki hanya milik allah S.W.T dan hanya dia yang tahu..
Lalu untuk apa kita berdebat di dunia ini tentang hal yang tak pernah kita ketahui?
Bukankah itu hal yang bodoh?
Perbedaan dalam menjalankan hukum syari”at tak masalah selama sama-sama mempunyai dalil dan dasar yang kuat,yang penting akidah kita tetap sama,dan sesuai dengan ajaran nabi Muhammad S.A.W. Adapun mana yang salah dan mana yang benar,kita akan mengetahuinya nanti setelah mati..:)
0 comments:
Post a Comment