Sebagai seorang muslim yang memiliki iman, do'a adalah hal yang tak boleh kita tinggalkan. Baik itu berdo'a karena meminta suatu hal, atau berdo'a meminta ampunan. Berdo'a adalah wujud pengakuan kita di hadapan allah, bahwa kita adalah mahluk lemah yang tak memilik daya dan upaya mengendalikan takdir. Berdo'a adalah wujud pengakuan kita, bahwa kita adalah hamba yang lemah tanpa pertolongan allah.
Bahkan allah sendiri dalam al-qur'an juga telah berfirman. Bahwa kita di suruh untuk berdo'a, dan allah pun menjanjikan semua do'a pasti terkabulkan. Dalam kehidupan dunia, allah selalu menciptakan keseimbangan dan keselarasan. Bagi kita yang membutuhkan nafkah, allah juga memerintahkan untuk ikhtiar. Dan imbangi ikhtiar tersebut dengan do'a yang tulus agar setiap yang anda usahakan dapat tercapai.
Lho? Katanya tiap do'a kita pasti di kabulkan? Jadi berdo'a saja minta uang tanpa kerja pasti di kabulkan juga kan?
Saya harap, sebaiknya kita lebih bijak dalam menyikapi hal tersebut. Kita ambil contoh secara logis saja. Dalam hukum dunia ini, ada sebab dan akibat. Memang benar, jika anda berdo'a minta rizki dan ingin kaya, pasti allah akan mengabulkan. Tapi di dunia ini segalanya butuh proses, semua butuh perantara. Tak mungkin allah langsung menyuruh malaikatnya untuk mendatangi kita dan memberi uang satu koper misalnya. Memangnya derajat kita itu setinggi apa?
Bahkan baginda rosulullah S.A.W yang merupakan kekasih allah, tetap saja melakukan ikhtiar. Masa kita yang menjadi umat beliau mau mendapat hal tapi tak pakai ikhtiar. Itu namanya tak tahu diri. Betul?
Intinya, kita juga harus mampu menyeimbangkan segala hal. Do'a itu penting, ikhtiar juga penting. Karena...
"Do'a tanpa ikhtiar sama dengan pemalas, dan ikhtiar tanpa do'a sama dengan sombong".
Semoga kita dapat lebih berhati-hati dalam melangkah. Dunia ini adalah medan ujian. Jadi jangan sampai kita "takluk" oleh tipu dayanya. Semoga artikel singkat ini bermanfa'at.
0 comments:
Post a Comment