Sungguh
tak di duga Ujian Nasional Tahun 2013 ini menjadi kacau! Mengapa dikatakan
kacau ? karena keterlambatan soal yang diterima oleh siswa yang berada di
Indonesia bagian Tengah ( 11 Provinsi ) termasuk Bali, Kalimantan Selatan, NTB,
NTT dan seluruh provinsi di Sulawesi.
Mestinya
ujian itu serempak di seluruh Indonesia, Senin 15 April. Tapi ternyata gagal. Karena
lebih dari 15.000 siswa di 11 provinsi provinsi gagal ikut ujian. Pemerintah
lalu menunda ujian dan disepakati akan digelar pada Kamis 18 April 2013.
Ujian
ditunda agar semua mulus. Kertas ujian sampai di sekolah dan tak ada lagi
masalah teknis. Setelah meminta maaf Minggu pekan lalu karena penundaan itu,
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan berjanji membereskan masalah ini. Rabu 17
April dia memastikan bahwa soal ujian untuk 11 provinsi itu sudah terkirim. Namun Faktanya tidak semua beres!!
Lihatlah
yang terjadi di Samarinda, Kalimantan Timur. Tidak semua SMA di sana mendapat
naskah untuk ujian susulan Kamis kemarin itu. Walikota Samarinda, Syaharie
Jaang, dengan tegas melarang sekolah di wilayahnya melaksanakan ujian nasional,
bila naskah soal belum lengkap.
Dia
juga meminta agar sekolah tidak menggandakan naskah soal ujian. Menutup
kekurangan dengan menggandakan kertas pertanyaan, kata Jaang, justru tidak baik
untuk kondisi psikologis siswa.
Sampai
waktu pelaksanaan ujian Kamis kemarin itu, ada 12 SMA di Samarinda yang belum
mendapat soal ujian. Termasuk SMA 10 Melati, sekolah terfavorit di Kalimantan
Timur. Selain itu, ada 11 Madrasah Aliyah, 2 SMK dan 1 kelompok penyelenggara
program kejar paket C yang juga belum mendapatkan kiriman soal.
Dari sejumlah sekolah itu, kata Jang, setidaknya 2800 peserta yang belum mendapat kertas ujian. Lantaran jumlahnya begitu banyak, Pak Walikota mengambil sikap tegas. Ujian ditunda. “Saya mending dimarahi menteri daripada dimarahi 2800 anak yang tidak dapat soal," begitu alasannya.
Jika sikap keras ini dianggap salah, dia siap dijatuhi sanksi dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Dari sejumlah sekolah itu, kata Jang, setidaknya 2800 peserta yang belum mendapat kertas ujian. Lantaran jumlahnya begitu banyak, Pak Walikota mengambil sikap tegas. Ujian ditunda. “Saya mending dimarahi menteri daripada dimarahi 2800 anak yang tidak dapat soal," begitu alasannya.
Jika sikap keras ini dianggap salah, dia siap dijatuhi sanksi dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Selain belum mendapat bahan ujian, ada juga kertas soal yang
salah alamat. Masih di Samarinda itu, sebuah SMK Pariwisata justru mendapat soal ujian seputar
teknologi. "Bagaimana murid yang sudah mempersiapkan diri untuk mengikuti
ujian kepariwisataan bisa mengerjakan soal teknologi?" tanya pengurus
rayon yang juga Kepala SMK 1 Samarinda, Muhammad Fahrurrozi.
Lantaran
tidak sesuai, sang kepala sekolah mengembalikan naskah ujian itu kepada
panitia. Dan meminta soal yang memang diperuntukan bagi siswa Parawisata.
Penundaan
juga terjadi di Kota Kupang Nusa Tenggara Timur. Mestinya Senin pekan ini,
ditunda Kamis dan ditunda lagi menjadi Jumat 19 April 2013. Penundaan itu
diputuskan Walikota Kupang, Jonas Salean. Alasannya? Sama dengan Samarinda itu.
Naskah ujian belum merata dibagi. Tidak semua siswa dapat naskah.
Walikota
Kupang langsung menggelar rapat soal ini. Hadir dalam rapat itu antara lain
Dinas Pendidikan Kota Kupang dan perwakilan dari Kementerian Pendidikan dan
Kebudayan. Keputusannya adalah jika hingga Jumat ini tidak semua siswa dapat
naskah ujian, maka jalan keluarnya adalah fotokopi. Jumlah yang harus
difotokopi adalah 750 naskah ujian.
Di Kota Bitung, Sulawesi Utara, pelaksanaan ujian nasional untuk tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang sedianya digelar Kamis kemarin, juga terpaksa ditunda sampai Jumat 19 April. Alasannya sama juga. Distribusi nahkah ujian bermasalah. "Ini akan mempengaruhi siswa, karena sebenarnya pelaksanaan ujian itu harus bersamaan," ujar Wali kota Bitung Hanny Sondakh kepada VIVAnews.
Kisruh ujian nasional juga terjadi di Nusa Tenggara Barat, Kamis 18 April 2013. Semula dijadwalkan ujian digelar pukul 7 pagi waktu setempat. Lantaran banyak sekolah yang belum mendapat naskah ujian, maka ditunda hingga pukul 1 siang. Sebuah SMA di Bali juga menunda ujian lantaran naskah soal belum kunjunng sampai.
Di Kota Bitung, Sulawesi Utara, pelaksanaan ujian nasional untuk tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang sedianya digelar Kamis kemarin, juga terpaksa ditunda sampai Jumat 19 April. Alasannya sama juga. Distribusi nahkah ujian bermasalah. "Ini akan mempengaruhi siswa, karena sebenarnya pelaksanaan ujian itu harus bersamaan," ujar Wali kota Bitung Hanny Sondakh kepada VIVAnews.
Kisruh ujian nasional juga terjadi di Nusa Tenggara Barat, Kamis 18 April 2013. Semula dijadwalkan ujian digelar pukul 7 pagi waktu setempat. Lantaran banyak sekolah yang belum mendapat naskah ujian, maka ditunda hingga pukul 1 siang. Sebuah SMA di Bali juga menunda ujian lantaran naskah soal belum kunjunng sampai.
Meski
naskah ujian terlambat dan kurang, di Sulawesi Selatan ujian tetap digelar
Kamis 18 April. Bagaimana caranya? Panitia meminta semua guru dan pengawas
memperbanyak naskah itu.
Para siswa yang belum mendapat naskah ujian tetap berada di
kelas dan tetap tenang hingga siswa yang lain selesai. "Soal yang
digunakan siswa sebelumnya diberikan kepada siswa yang belum menerima naskah
tadi," kata tim pemantau lapangan ujian nasional dari Universitas
Hasanuddin,Alimin Baddo.
Menteri Salahkan Percetakan
Menteri Salahkan Percetakan
Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh menyebutkan bahwa penyebab karut
marutnya pelaksanaan ujian nasional 2013 adalah PT Ghalia Printing, salah satu
perusahaan yang menang tender percetakan kertas ujian.
"Sebenarnya kalau dicari akarnya yaitu adalah di percetakan itu. Bukan (Kemendikbud), karena wong yang lima (percetakan) itu ok kok. Dari enam itu, satu yang tidak bisa penuhi janjinya," kata Menteri Nuh, Kamis 18 April 2013.
Selain mencetak naskah soal SMA, Ghalia Printing juga mengerjakan naskah ujian nasional tingkat SMP. Karena, naskah soal ujian nasional untuk SMP, SMA dan SMK, satu paket. Demi menghindari masalah lagi, kata Nuh, pemerintah akan mengambil alih sebagian jatah Ghalia dalam mencetak naskah untuk SMP.
Ghalia hanya menyiapkan naskah soal ujian nasional SMP untuk satu provinsi saja yaitu, Bali. Sedangkan, yang lain diberikan kepada penyedia jasa yang telah memenuhi persyaratan yaitu pemenang tender.
"Sebenarnya kalau dicari akarnya yaitu adalah di percetakan itu. Bukan (Kemendikbud), karena wong yang lima (percetakan) itu ok kok. Dari enam itu, satu yang tidak bisa penuhi janjinya," kata Menteri Nuh, Kamis 18 April 2013.
Selain mencetak naskah soal SMA, Ghalia Printing juga mengerjakan naskah ujian nasional tingkat SMP. Karena, naskah soal ujian nasional untuk SMP, SMA dan SMK, satu paket. Demi menghindari masalah lagi, kata Nuh, pemerintah akan mengambil alih sebagian jatah Ghalia dalam mencetak naskah untuk SMP.
Ghalia hanya menyiapkan naskah soal ujian nasional SMP untuk satu provinsi saja yaitu, Bali. Sedangkan, yang lain diberikan kepada penyedia jasa yang telah memenuhi persyaratan yaitu pemenang tender.
Mengapa
Ghalia yang tidak siap itu, bisa menang tender? Nuh menjelaskan bahwa lima
perusahaan yang menjadi pemenang tender itu lulus melewati proses yang ketat.
Para pemenang dinilai dari pengalaman, sistem yang dimiliki dan kemampuan
teknis dalam mengerjakan proyek. Mekanisme tender ini digelar secara terbuka.
Meski begitu, dia berjanji akan menginvestigasi penyebab kegagalan ujian nasional serentak di seluruh Indonesia. Kemendikbud sudah membentuk tim investigasi. Tim itu dipimpin oleh Dirjen Kemendikbud."Sanksi tergantung dari tingkat derajat kelalaian ataupun kesalahan," kata Nuh.
Wakil Ketua DPR, Pramono Anung, mengkritik pemerintah soal kekacauan pelaksanaan ujian nasional ini. Pramono menilai, manajemen yang ada di Kemendikbud sangat buruk."Bukan hanya jelek, tapi buruk sekali,” katanya di Jakarta Kamis 19 April 2013. Apalagi, kata Pramono, tidak terlihat upaya yang serius membereskan masalah ini.
Meski begitu, dia berjanji akan menginvestigasi penyebab kegagalan ujian nasional serentak di seluruh Indonesia. Kemendikbud sudah membentuk tim investigasi. Tim itu dipimpin oleh Dirjen Kemendikbud."Sanksi tergantung dari tingkat derajat kelalaian ataupun kesalahan," kata Nuh.
Wakil Ketua DPR, Pramono Anung, mengkritik pemerintah soal kekacauan pelaksanaan ujian nasional ini. Pramono menilai, manajemen yang ada di Kemendikbud sangat buruk."Bukan hanya jelek, tapi buruk sekali,” katanya di Jakarta Kamis 19 April 2013. Apalagi, kata Pramono, tidak terlihat upaya yang serius membereskan masalah ini.
Pramono
meminta Mohammad Nuh agar bertanggungjawab atas kekacauan ini. Bukan hanya
dengan kata-kata, tapi tindakan. Bertanggungjawab, katanya, bisa dalam banyak
bentuk. Seperti menjatuhkan hukuman bagi anak buah.
Untung
Saja Rakyat Tidak DEMO ya gan… J
0 comments:
Post a Comment