Obat Cacing Anak - Anak-anak
yang aktif akan bermain dimana saja tanpa memperdulikan bersih atau tidaknya
mainan yang mereka pakai. Bermain memang merupakan aktifitas yang tidak lepas
dari anak-anak.
Dengan bermain mereka akan semakin sehat dan cerdas karena bermain bisa merangsang tumbuh kembang tubuh dan pikiran anak-anak. Bermain memang baik bagi anak-anak namun terkadang menimbulkan masalah baru. Kebersihan yang kurang terjaga bisa membuat anak mengalami cacingan.
Dengan bermain mereka akan semakin sehat dan cerdas karena bermain bisa merangsang tumbuh kembang tubuh dan pikiran anak-anak. Bermain memang baik bagi anak-anak namun terkadang menimbulkan masalah baru. Kebersihan yang kurang terjaga bisa membuat anak mengalami cacingan.
Segera Obati dengan Obat Cacing Anak
Cacingan
menjadi masalah serius apabila tidak diobati karena bisa menghambat pertumbuhan
anak-anak. Untuk itu diperlukan penanganan yang tepat agar anak-anak terbebas
dari cacingan. Biasanya orang tua memberikan obat cacing anak tanpa melakukan
pemeriksaan laboratorium lebih dulu. Meskipun tidak menimbulkan efek yang
berbahaya namun secara akademis hal tersebut sangat tidak dianjurkan.
Saran
untuk melakukan pemeriksaan laboratorium pada anak ini disampaikan oleh Prof dr
Saleha Sungkar yang merupakan Ketua Departemen Parasitologi Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Menurut beliau sebaiknya jangan mengobati sebelum adanya
diagnosa yang pasti dan tidak boleh membuat program minum obat cacing setiap
enam bulan sekali tanpa pemeriksaan sebelumnya. Pemeriksaan laboratorium ini
sangat sederhana yaitu dengan mengambil fesen anak dan dilihat di mikroskop.
Pemeriksaan bisa dilakukan disemua laboratorium di rumah sakit.
Cacingan adalah masalah kesehatan masyarakat di negara
tropis termasuk di Indonesia. Penyakit cacingan ini bisa menghinggapi semua
umur tapi paling banyak dialami oleh balita hingga umur belasan tahun. Tanpa
pemeriksaan fesen di laboratorium, infeksi cacingan yang ringan sangat sulit
dideteksi. Anak-anak cenderung tidak merasakan bahwa mereka mengidap cacingan.
Masih
menurut Prof dr Saleha, masyarakat enggan melakukan pemeriksaan feses
dikarenakan biaya periksa laboratorium yang mahal sehingga orang tua memutuskan
untuk langsung memberikan obat cacing anak tanpa melakukan diagnosis. Kejadian
penyakit cacing terbanyak dialami oleh anak berumur 5-14 tahun dengan
prevalensi cacing cambuk 80-95 persen, cacing gelang 70-90 persen dan cacing
tambang 30-59 persen. Sedangkan kerugian ekonomi yang dialami akibat cacingan
mencapai sekitar Rp 177 miliar pertahun. Hal ini dikarenakan penderita cacingan
kehilangan protein, karbohidrat, anemia serta produktivitas.
0 comments:
Post a Comment